Teori-Teori
A. Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori belajar sosial Albert Bandura didasarkan pada konsep saling menentukan (reciprocal determinism), tanpa penguatan (beyond reinforcement), dan pengaturan diri atau perpikir (self regulation atau cognition).
Determinis resiprokal
Tingkah laku manusia merupakan bentuk interaksi timbal balik yang terus menerus antara determinan kognitif, behavioral dan lingkungan.
P | : Pribadi |
L | : Lingkungan |
T | : Tingkah laku |
Tanpa reinforsment
Belajar melalui observasi tanpa ada reinforsmen yang terlibat, tingkah laku ditentukan oleh antisipasi konsekuensi.
Kognisi dan regulasi diri
Konsep Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif dan mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri.
Strategi Pengubahan Sumber Harapan Diri
Sumber | Cara Induksi |
|
Pengalaman | Participant modeling | Meniru model yang berprestasi |
performansi | Performance desensitization | Menghilangkan pengaruh buruk prestasi masa lalu |
| Performance exspore | Menonjolkan keberhasilan yang pernah diraih |
| Self instructured performance | Melatih diri untuk melakukan yang terbaik |
Pengalaman | Live modeling | Mengamati model yang nyata |
vikarius | Symbolic modeling | Mengamati model simbolik, film, komik, cerita |
Persepsi | Suggestion | Mempengaruhi dengan kata-kata berdasarkan kepercayaan |
verbal | Exbortation | Nasihat, peringatan yang mendesak atau memaksa |
| Self Instruction | Memerintah diri sendiri |
| Interpretive treatment | Interpretasi baru memperbaiki interpretasi lama yang salah |
Pembangkitan | Attribution | Mengubah atribusi, penanggung jawab suatu kejadian emosional |
emosi | Relaxation biofeedback | Relaksasi |
| Symbolic desensitization | Menghilangkan sikap emosional dengan modeling simbolik |
| Symbolic exposure | Memunculkan emosi secara simbolik |
|
|
|
Menurut Bandura belajar melalui observasi dapat mempengaruhi tingkah laku individu. Empat proses yang paling penting agar belajar melalui observasi dapat tejadi, yaitu:
Perhatian (attentiom process)
Perhatian yang dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan modelnya, sifat model yang atraktif dan arti penting tingkah laku.
Representasi (representation process)
Tingkah laku yang akan ditiru harus disimbolisasikan dalam ingatan, baik dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk gambaran atau imjinasi.
Peniruan tingkah laku model (behavior production process)
Hasil melalui belajar melalui observasi tidak dinilai berdasarkan kemiripan respon dengan tingkah laku yang ditiru, tetapi lebih pada tujuan belajar dan harapan pebelajar.
Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement process)
Belajar melalui pengamatan menjadi efektif kalau pebelajar memilki motivasi yang tinggi untuk dapat melakukan tingkah laku modelnya.
Belajar melalui observasi biansanya didapatkan dari peniruan (modeling). Modeling melibatkan penambahan dan pengurangan tingkah laku yang teramati, menggeneralisasi berbagai pengamatan sekaligus melibatkan proses kognitif. Adapun beberapa modeling:
Modeling tingkah laku baru
Modeling mengubah tingkah laku lama
Modeling kondisioning
Modeling simbolik
B. Teori Pelatihan Tenaga Kerja
Pengertian pelatihan menurut Sikula (1976)
Pelatihan merupakan proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu.
Tujuan pelatihan menurut Sikula (1976)
Meningkatkan produktivitas
Meningkatkan mutu
Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan SDM
Meningkatkan semangat kerja
Menarik dan menahan tenaga kerja yang baik
Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
Menghindari keusangan (obsolescence)
Menunjang pertumbuhan pribadi
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pelatihan menurut Dale Yader
Individual differences
Relation to job analysis
Motivation
Active participation
Selection of trainees
Selection of trainers
Trainer training
Training methods
Principle of training
Bentuk dan pelaksanaan pelatihan
Orientation training
Pelatihan ditujukan untuk mengarahkan pegawai baru kedalam situasi pekerjaan.
Vestibule training
Pelatihan untuk mengembangkan keterampilan kerja.
On the job training
Pelatihan berbentuk pendidikan yang diberikan pada karyawan yang telah bekerja dan mempunyai kecakapan khusus untuk meninggikan mutu pekerjaan dan memajukan karyawan tersebut.
Apprentice training
Pelatihan bagi tenaga-tenaga calon yang akan menjadi tenaga kerja dengan kecakapan khusus dan qualified.
Training with in industry
Pelatihan yang diperuntukkan bagi pimpinan dan pengawas.
Penyusunan program pelatihan
Identifikasi kebutuhan pelatihan atau study pekerjaan (job study)
Miner (1992) mengemukakan bahwa pembelajaran, terlibat dalam mengembangkan empat macam keterampilan yang pada umumnya dilatihkan yaitu:
Knowledge based skills
Keterampilan berdasarakan pengetahuan diperlukan dimiliki untuk dapat melakukan tugas pekerjaannya secara baik.
Singular behavior skills
Keterampilan perilaku sederhana, seperti datang tepat waktu, mencakup perilaku yang dapat dibentuk dan diamati.
Limited interpersonal skills
Keterampilan antar pribadi terbatas, terlibat dalam aktivitas memberi arahan kepada karyawa baru dll.
Social interactive skills
Berlangsung pada taraf manajerial mencakup memanajemen konflik, dll.
Dengan demikian untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, perlu dilaksanakan dua kegiatan utama yaitu:
Melaksanakan studi pekerjaan (job study)
Mengadakan asesment dari tenaga kerja
Penetapan sasaran pelatihan
Mager (1962) merumuskan tiga aspek sasaran yang baik adalah:
Ada uraian tentang situasi yang diberikan (given what)
Ada uraian tentang apa yang harus dilakukan (does what)
Ada uraian tentang bagaimana baiknya trainee melaksanakannya (how well)
Sasaran khusus dibedakan berdasarkan jenis perilaku yang hendak ditimbulkan melalui pelatihan, yaitu:
Sasaran kognitif
Sasaran afektif
Sasaran psikomotor
Penetapan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya
Criteria keberhasilan pelatihan dapat ditetapkan perilaku-perilaku trainees sebagaimana ditampilkan pada akhir program pelatihan atau dapat pula ditetapkan prestasi kerja trainees setelah mereka kembali kepekerjaan mereka masing-masing selama waktu tertentu.
Penetapan metode pelatihan dan penyajiannya
Bentuk pelatihan dapat dibedakan dalam:
Pelatihan-pada-pekerjaan (on-the-job pelatihan)
Pelatihan-di luar-pekerjaan (off-the-job pelatihan)
Pelatihan-di luar-pekerjaan menggunakan pelatihan di kelas. Metode pelatihan di kelas terdiri atas:
Kuliah
Pembicaraan yang diorganisasi secara formal tentang hal-hal khusus, merupakan suatu ceramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan pendidikan.
Konperensasi atau diskusi kelompok
Pertemuan formal dimana terjadi diskusi atau konsultasi tentang sesuatu hal yang penting serta menekankan adanya diskusi kelompok kecil, bahan yang terorganisasi dan keterlibatan peserta secara aktif.
Study kasus (case study)
Uraian tertulis atau lisan tentang masalah dalam perusahaan selama kala waktu tertentu yang nyata atau hipotesis (namun didasarkan pada kenyataan).
Bermain peran (role playing)
Mempelajari keterampilan hubungan antar manusia melalui praktek dan untuk mengembangkan pemahaman mengenai pengaruh kelakuan mereka sendiri pada orang lain.
Bimbingan berencana atau instruksi bertahap (Programmed instruction)
Terdiri atas urutan langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau suatu kelompok tugas pekerjaan.
Simulasi
Suatu jenis alat atau teknik menyalin setepat mungkin kondisi-kondisi nyata yang ditemukan dalam pekerjaan.
Pencobaan dan revisi
Implementasi dan evaluasi
Contoh Kasus
Sebuah perusahaan advertising yang bernama PT Sentosa Riau baru saja melaksanakan perekrutan tenaga kerja baru. Dalam perekrutan tersebut diperoleh sepuluh tenaga kerja baru sebagai desain grafis advertising. Namun terdapat permasalahan dalam tenaga kerja baru dengan tenaga kerja yang sebenarnya diharapkan oleh perusahaan tersebut. Perusahaan tersebut menginginkan tenaga kerja baru yang memiliki kemampuan pada bidang seni dan komputer grafis serta pemahaman advertising yang cukup baik. Namun tenaga kerja yang didapat hanya memiliki kemampuan pada bidang seni khususnya menggambar saja tanpa adanya kemampuan dalam desain grafis komputer, pengetahuan, pemahaman dan pengalaman tentang advertising juga sangat minimal. Ini dikarenakan kurangnya SDM baru yang berkompeten dalam seni maupun desain grafis dan periklanan di Riau, karena sangat minimnya universitas atau lembaga pendidikan lainnya yang membuka jurusan ataupun program studi desain komunikasi visual. Karyawan lama yang berkompeten di bidang adverstising dan desain grafis berasal dari Jawa, sedangkan karyawan baru adalah masyarakat dari Riau, sehingga pemahaman mereka juga kurang dengan bidang ini. Untuk itu pihak perusahaan berusaha untuk meningkatkan mutu tenaga kerja baru dengan membuat pelatihan tentang adverstising dan desain grafis. Pelatihan ini akan dilaksanakan dalam tujuh hari..
Pelatihan Yang Diberikan
Pelatihan ini dilaksanakan dalam bentuk orientation training yang akan dilaksanakan pada jam kerja seperti karyawan lama dan apprentice traning yang akan dilaksanakan diluar jam kerja yaitu setelah jam kerja selama satu minggu, lima hari selama dua jam bertempat di perusahaan dan dua hari out bond bertempat diluar perusahaan yaitu di bukit berbunga. Dengan memberi pengetahuan tentang desain grafis, diharapakan trainees memiliki kemampuan khusus dibidang desain grafis. Orientation training ini diharapakan tenaga kerja baru tersebut terbiasa dengan lingkungan tempat kerja tersebut dengan melihat ekaligus mengobservasi bahkan mencontoh cara kerja karyawan lama. Diharapkan dengan modeling yang baik, trainees dapat meniru sebagai pembelajaran diri untuk berkompeten dalam pekerjaan yang akan diberikan nantinya. Dalam orientation traning ini modeling lebih difokuskan pada cara karyawan baru tersebut meniru model (karyawan lama) dalam mendesain ikalan yang baik dengan menggunakan komputer sedangkan pemberian pengetahuan secara mendalam akan diberikan dalam apprentice training.
Adapun tahap-tahap pelatihannya adalah:
Tahap I : Identifikasi kebutuhan pelatihan atau studi pekerjaan (job study)
Perusahaan menginginkan karyawan baru yang memilki kemampuan dalam bidang desain grafis dan pengetahuan advertising yang baik agar mampu mebuat iklan-iklan yang berkualitas, karena dari identifikasi karyawan baru, karyawan baru tersebut tidak memiliki pengalaman dalam bidang desain grafis dengan menggunakan komputer dan pengetahuan tentang advertising. Karyawan baru tersebut hanya memiliki kreatifitas seni yang baik. Pelatihan ini akan dilatihkan beberapa keterampilan yang dikembangkan oleh Miner (1976), yaitu;
Knowledge Based skills
Pelatihan diharapkan dapat meingkatkan keterampilan tranees dalam bidang desain grafis dan pembuatan iklan yang baik seperti yang dibutuhkan dalam perusahaan.
Singular behavior skills
Pelatihan menjadikan trainees dapat menggunakan komputer dengan baik dalam desain grafis.
Limited interpersonal skills
Pemberian tanggung jawab mengerjakan tugas-tugas mendesain suatu iklan yang bermutu.
Social interactive skills
Pelatihan yang dilakukan dapat meminimalisasikan konflik-konflik yang akan terjadi terkait kemampuan karyawan baru yang kurang.
Butir-butir yang dipertimbangkan dalam pelatihan advertising:
Apakah karyawan baru tersebut mengerti tentang pembuatan iklan yang baik dalam penggunaan bahasa maupun gambar iklan?
Apakah karyawan baru tersebut dapat menggunakan komputer yang dalam hal ini merupakan media pembuatan iklan?
Apakah karyawan baru tersebut memehami tentang desain grafis?
Apakah karyawan baru tersebut bisa menggunakan corel draw dan photoshop?
Dapatkah karyawan baru membentuk team work yang baik?
Apakah karyawan baru beradaptasi dengan lingkungan perusahaan?
Tahap II : Penetapan sasaran pelatihan
Sasaran umum dalam pelatihan ini adalah tenaga kerja baru dapat meningkatkan produktivitas kerja pembuatan iklan pada perusahaan PT Sentosa yang diwujudkan dalam kreativias yang tinggi pembuatan iklan bermutu dengan menggunakan teknologi modern.
Sasaran khusus dalam pelatihan ini antara lain:
Sasaran kognitif
Pelatihan diharapkan dapat membuat tranees mampu menganalisis kreativitas seni yang cocok dengan adverstising baik dalam menggunakan gambar iklan maupun bahasa iklan.
Sasaran afektif
Pelatihan ini juga dibuat agar terbentuk sikap saling menghargai satu sama lain dalam sebuah team work karena nantinya akan dibentuk kelompok dalam pengerjaan tugas-tugas pelatihan.
Sasaran psikomotor
Dalam pelatihan ini, tranees diharapkan dapat mendesain suatu iklan dengan menggunakan kompuer, lebih tepatnya dapat mengoperasikan komputer dengan baik.
Tahap III: Penetapan kriteria dan alat ukurnya
Sebelum pelatihan (technical meeting), telah dibuat suatu ujian (pretest) wawancara dan praktek tentang adverstising. Wawancara tentang adverstising, misalnya bagaimana kriteria iklan yang baik?, Iklan yang bagaimana yang dapat mempengaruhi pembaca?,dll. Setelah diberi pertanyaan semacam ini karyawan baru tersebut kurang memberikan jawaban yang memuaskan. Dalam praktik pembuatan iklan, karyawan baru hanya bisa membuatnya dengan menggambar namun dalam penggunaan komputer masih belum terampil. Penggunaan gambar dan bahasa iklan masih belum cukup baik Karyawan baru masih belum dapat membuat desain-desain iklan dengan menggunakan komputer bahkan penggunaan program desain pun belum begitu mengerti.
Setelah pelatihan diharapkan pengetahuan karyawan baru tentang adverstising dapat lebih baik sehingga dapat mempengaruhi hasil pekerjaannya nantinya. Diadakan post-test tentang iklan ketika outbond. Trainees akan ditanyakan kembali tentang bagaimana iklan yang baik dalam penggunaan bahasa dan gambar. Posttest juga dilaksanakan pada pengetahuan desain grafis dengan pemberian menggunakan komputer yang diawasi oleh trainer Alat ukur yang tampak adalah desain iklan yang bermutu yang mana akan tampak ketika trainees mempublikasikan iklannya dan membuat masyarakat tertarik akan iklan yang mereka buat.
Tahap IV: Penetapan metode pelatihan dan penyajiannya
Pelatihan-pada-pekerjaan (on-the-job pelatihan)
Pelatihan dilakukan pada jam kerja seperti karyawan lainnya yaitu pada hari senin sampai jumat jam 07.00-15.00. Dalam hal ini karyawan baru diberi tugas-tugas kecil membantu karyawan lama dalam pembuatan iklan. Karyawan baru akan meniru (prinsip modeling) model (karyawan lama) tentang bagaimana mengerjakan pekerjaan periklanan itu, tentang bagaimana membuat desain iklan dan menggunakan desain grafis. Dalam pelatihan ini secara tidak langsung mengenalkan trainees tantang dunia kerja dalam bidang advertising sehingga dapat membantu trainees dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja. Trainees dapat meniru bagaimana karyawan lama yang berkompeten melakukan tugas-tugas mereka dalam pembuatan iklan. Trainess juga akan mengenal peraturan-peraturan yang ada dalam perusahaan Advertising PT Sentosa.
Pelatihan-di luar-pekerjaan (off –the-job pelatihan)
Off-the-job pelatihan dimulai dari pukul 15.30-17.30 pada hari senin-jumat sedangkan pada hari sabtu dan minggu full day (out bond) dimulai hari sabtu pukul 14.00 sampai hari minggu pukul 15.30 dengan menggunakan beberapa metode pelatihan. Dalam off-the-job pelatihan ini triner mendatangkan pemateri yang berkompeten dalam bidang advertising dan desain grafis. Metode yang dilakukan dalam pelatihan untuk PT Sentosa adalah:
Kuliah
Kuliah dilaksanakan pada hari senin-jumat dalam waktu 60 menit dari pukul 15.30-16.30. Dalam kuliah ini dijelakan tentang teori-teori adverstising dan desan grafis. Senin-selasa kuliah tentang advertising dan rabu-kamis tentang desain grafis. Pada akhir kuliah diberikan contoh-contoh gambar dan bahasa-bahasa iklan yang baik.
Studi kasus (case study)
Studi kasus tentang advertising diberikan setelah kuliah. Durasi waktu 60 menit dari pukul 16.30-17.30 pada hari senin-selasa. Trainees diberi kasus terkait tentang pembuatan iklan untuk dianalisis.
Praktik dalam desain grafis
Setelah pemberian materi desain grafis, trainees langsung praktek di komputer. Tidak diberi waktu khusus untuk pemeberian materi karena desain grafis harus dipraktikkan langsung agar trainees mudah memahaminya. Trainees praktik dengan melihat pemateri memberi contoh cara-cara mendesain iklan dengan menggunakan komputer.
Out bond
Diberikan out bond pada akhir pekan agar trainees tidak merasa jenuh,trainees akan belajar tentang kerjasama dan saling mempercayai antar rekan seprofesi karena dalam out bond ini akan diberi tugas kelompok.
Tahap V: Pencobaan dan Revisi
Pelatihan ini diuji pada beberapa karyawan lama yaitu 5 orang dan tenaga ahli sebagai trainer 3 orang. Pelatihan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan identifikasi pelatihan dan tidak perlu revisi.
6. Tahap VI: Implementasi dan evaluasi
Pada akhir pelatihan diberikan evaluasi tentang pelatihan yang telah dilaksanakan yaitu evaluasi tentang pengaruh pelatihan advertising dan desain grafis terhadap peningkatan mutu trainees.
Contoh Struktur dan Jadwal Pelatihan
Pelatihan Advertising dan Desain Grafis PT Sentosa Riau
A. Tujuan:
Meningkatkan pemahaman tentang advertising dan desain grafis kepada karyawan baru sebagai peningkatan mutu karyawan.
B. Identifikasi
Diidentifikasi melalui assesmen pekerjaan (analisis pekerjaan) dengan menggunakan butir-butir pertimbangan, antara lain:
Apakah karyawan baru tersebut mengerti tentang pembuatan iklan yang baik dalam penggunaan bahasa maupun gambar iklan?
Apakah karyawan baru tersebut dapat menggunakan komputer, yang dalam hal ini merupakan media pembuatan iklan?
Apakah karyawan baru tersebut memehami tentang desain grafis?
Apakah karyawan baru tersebut bisa menggunakan corel draw dan photoshop?
Dapatkah karyawan baru membentuk team work yang baik?
Apakah karyawan baru beradaptasi dengan lingkungan perusahaan?
C. Sasaran pelatihan
Trainees dapat membuat iklan yang bermutu dengan menggunakan komputer dalam program desain grafis dan dapat menggunakan gambar dan bahasa iklan dengan baik yang dapat mempengaruhi masyarakat.
D. Kriteria keberhasilan dan alat ukurnya
Kriteria keberhasilan
Pada akhir pelatihan trainees dapat mengerti dan paham tentang advertising dan desain grafis serta dapat membuat iklan yang bermutu serta trainees dapat melalkuan pekerjaan membuat iklan dengan baik
Alat ukur
Pre-test
Pada technical meeting diadakan wawancara untuk test pengetahuan dasar tentang advertising dan desain grafis.
Post-test
Trainees diberi test lagi setelah pelatihan untuk melihat apakah ada perkembangan pengetahuan mereka tentang advertising dan desain grafis.
Hasil iklan dengan gambar dan bahasa yang baik menggunakan desain grafis
E. Metode yang digunakan
Metode yang digunakan: kuliah, studi kasus, praktek dan out bond
F. Waktu dan tempat pelaksanaan
Rangkaian pelatihan dilaksanakan selama satu minggu tanggal 3-9 desember 2007
Senin-jumat : bertempat di perusahaan pada pukul 07.15-17.30
Sabtu-minggu: bertempat di Bukit Berbunga Kecamatan Kemuning
14.00 - 15.30 keesokan harinya.
G. Trainer terdiri dari 3 orang dan trainees 10 orang yang merupakan karyawan baru
H. Jadwal pelatihan:
Hari | Waktu | Tempat | Pelatihan |
Senin | 07.00-07.15 07.15-07.30
07.30-15.00
15.00-15.30 15.30-16.30
16.30-17.30 | Ruang pertemuan Ruang pertemuan
Ruangan desain advertising
Mushollah Ruang rapat atau ruangan pertemuan
Ruang rapat atau ruangan pertemuan | Technical meeting sekaligus pre-test Pemberian motivasi oleh direktur perusahaan, diharapkan trainees dapat mencontoh semangat yang dimiliki direktur sebagai model. Pelatihan, yang mana bekerja membantu karyawan lama menyelesaikan tugas sebagai pelatihan langsung terjun kelapangan pembuatan iklan dengan mencontoh cara kerja karyawan lama sebagai model. Ishoma Kuliah dengan materi pemahaman advertising khususnya penggunaan bahasa iklan. Pemateri memberikan contoh-contoh iklan yang baik sebagai modeling simbolik baik berupa wacana maupun bahasa-bahasa yang baik dalam penulisan iklan. Study kasus. Traineer memberikan study kasus tentang bahasa periklanan untuk dianalisis trainee |
Selasa | 07.15-07.30 07.30-15.00
15.00-15.30 15.30-16.30
16.30-17.15
07.15-07.30 | Ruang pertemuan Ruangan desain advertising
Mushollah Ruang rapat atau ruangan pertemuan
Ruang rapat atau pertemuan Ruang rapat atau ruang pertemuan | Pemberian motivasi oleh manajer. Pelatihan yang mana bekerja membantu karyawan lama sebagai pelatihan terjun ke lapangan. Sekaligus belajar tentang materi yang telah diberikan yaitu penggunaan bahasa iklan dengan mencontoh karyawan yang telah berpengalaman. Ishoma Kuliah dengan materi penggunaan gambar yang baik dalam periklanan serta informasi iklan yang baik agar memepengaruhi orang banyak disertai contoh nyata seperti gambar-gambar iklan sebagai modeling simbolik Study kasus. Traineer memberikan kasus-kasus tentang gambar iklan untuk dianalisis trainees Pemutaran film tentang orang yang suskses membuat iklan yang baik agar dapat memnjadikan model para trinee agar dapat membuat iklan yang baik membuat |
Rabu | 07.15-07.30
07.30-15.00
15.00-15.30 15.30-17.30 | Ruang pertemuan
Ruangan desain advertising
Musholla Ruangan desain advertising
| Pemberian motivasi kepala bagian desain grafis advertaising. Pelatihan yang mana bekerja membantu karyawan lama sebagai pelatihan terjun ke lapangan. Sekaligus sambil belajar tentang materi yang telah diberikan yaitu tentang gambar-gambar iklan yang baik dengan mencontoh karyawan yang telah berpengalaman. Ishoma Pemberian materi tentang corel draw sekaligus praktik cara menggambar menggunakan corel draw. Pemateri sebagai model dalam memberikan contoh bagaimana cara menggunakan computer di program corel draw untuk menggambar. |
Kamis | 07.15-07.30
07.30-15.00
15.00-15.30 15.30-17.30
| Ruang pertemuan
Ruangan desain adverstising
Musholla Ruangan desain adverstising
| Pemberian motivasi kepala seksi desain grafis advertising Pelatihan yang mana bekerja membantu karyawan lama sebagai pelatihan terjun ke lapangan sekaligus belajar tentang materi yang telah diberikan yaitu corel draw dengan mencontoh karyawan yang berpengalaman. Ishoma Pemberian materi tentang materi photoshop sekaligus praktek cara menggambar menggunakan photo shop. Pemateri sebagai model dalam memberikan contoh bagaimana cara menggunakan komputer di program photoshop untuk menggambar. |
Jumat | 07.15-07.30
07.30-15.00
15.00-15.30 15.30-17.30 | Ruang pertemuan
Ruangan desain adverstising
Musholla Ruangan desain adverstising
| Pemberian motivasi salah satu karyawan lama yang berprestasi. Pelatihan yang mana bekerja membantu karyawan lama sebagai pelatihan terjun ke lapangan sekaligus belajar tentang materi yang telah diberikan yaitu photoshop dengan mencontoh karyawan lama Ishoma Menanyakan kembali kepada trainee tentang materi-materi pa saja yang belum dimengerti. Nantinya akan diulangi materi yang tidak dimengerti untuk dibahas kembali atau untuk praktek kembali. Pada akhir pemberian materi akan diadakan pemberian tugas membuat iklan yang harus dikumpulkan pada hari sabtu pada pukul 14.00. trainee boleh menggunakan komputer perusahaan.. |
Sabtu | 14.00-14.30
14.30-15.30 15.30-18.00 18.00-21.00
21.00-22.00
2.00-02.00 | Lapangan di depan perusahaan
Kendaraan Bukit berbunga Bukit berbunga
Bukit berbunga
Bukit berbunga | Pengumpulan tugas dan persiapan berangkat menuju bukit berbunga serta pembagian kelompok. Trainees dibagi menjadi 2 kelompok. Perjalanan menuju bukit berbunga Pembangunan tenda serta ishoma Diadakan post-test untuk melihat kemampuan trainees.Tugas yang telah dikumpulkan dikembalikan kembali kepada pembuatnya masing-masing. Tugas-tugas tersebut nantinya dianalisis oleh seluruh anggota kelompok masing-masing. Dan dipilih tugas siapakah yang paling baik. Acara bebas. Dalam acara ini adalah acara bebas untuk bersenang-senang melepas stress misalnya dengan bernyanyi bersama. Tidur |
Minggu | 02.00-04.00
04.00-06.00 06.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.30
| Bukit berbunga
Bukit berbunga Bukit berbunga
Bukit berbunga
Bukit berbunga
Lapangan di depan perusahaan
| Renungan malam sekaligus pemberian motivasi oleh direktur dan karyawan ahli dalan advertising, serta karyawan yang berprestasi. Para motivator tersebut menceritakan pengalaman mereka akan kesuksesan yang didapatkan. Orang-orang tersebut menjadi model karyawan baru untuk langkah mereka selanjutnya dalam bekerja di perusahaan advertising. Shalat, mandi, sarapan, olahraga pagi. Trainees diberi tugas untuk mempublikasikan iklan terbaik yang telah mereka buat dan dipilih yang terbaik pada tiap kelompok. Mempublikasikan iklan dengan cara membuat angket seberapa banyak orang yang suka dan terpengaruh atas iklan yang mereka buat. Angket tersebut diberikan pada pengunjung bukit berbunga tersebut. Ishoma sekaligus penghitungan kelompok mana yang mendapat respon yang baik akan iklan mereka. Pemberian penghargaan ke kelompok yang menang, yang mana diharapkan hal ini dijadikan pelajaran. Evaluasi pelatihan yang dilaksanakan, melihat hasil pelatihan. Pulang. Penutupan pelatihan dan evaluasi, diharapkan setelah pelatihan mutu karyawan baru akan baik. |
Daftar Pustaka
Alwisol. 2007. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
As’ad, Moh., Drs. Psi. 1978. Psikologi Industri. Yokyakarta: Percetakan LIBERTY
Munandar, Ashar Sunyoto. 2006. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press
2 komentar:
Salut!
:) makasi untuk berbagi ilmunya..
hm..trimakasih kunjungannya dan senang bs berbagi ilmu dg anda^^
Posting Komentar