aku

aku

Rabu, 17 Desember 2008

Pemakaian Gerak-Isyarat Anak Dalam Menunjukkan Pengetahuan Implisit dan Menggiring Pada Pembelajaran

Sara C. Broaders, Susan Wagner cook, Zachary Mitchell dan Susan Goldin-Meadow

Universitas Chicago

Pembicara secara rutin menggunakan gerak isyarat dengan menggunakan tengan mereka dalam menyampaikan informasi yang tidak ditemukan dalam pembicaraannya. Jadi, gerak-isyarat pembicara dapat memperlihatkan pengetahuan implisitnya. Sering kali, pelajar mampu mengerjakan tugasnya dengan baik tanpa mampu mejelaskan secara verbal bagaimana caranya. Hal tersebut disebabkan, pelajar tidak mampu meperlihatkan pengetahuan implisitnya. Banyak peneliti berpendapat bahwa gerak isyarat banyak digunakan dalam penyampaian informasi (Goldin-Meadow, 2003;Kendon, 1980;Mc Neil, 1985, 1987, 1992). Oleh karena eksperimen ini dilakukan untuk melihat apakah gerak isyarat dapat menjadi cara untuk menunjukkan pengetahuan implisit dan menggiring pada pembelajaran. Dilakukan dua study untuk membuktikan hal tersebut, antara lain:

Study I

  1. Tujuan:

Untuk membuktikan apakah gerak-isyarat dapat mendorong pelajar untuk menyampaikan pengetahuan implisit mereka.

  1. Metode Eksperimen:

  • Partisipan:

Partisipan adalah 106 anak, 55 perempuan dan 51 laki-laki, pada anak tinggkat 3 akhir dan tingkat 4 awal di sekolah pada area Chicago.

  • Prosedur

Prosedurnya adalah memerintahkan anak untuk memecahkan 6 soal persamaan matematika. Soal tersebut ditulis di papan tulis dengan tipe: 6+3+7= _ +7. Prosedur dibagi menjadi 2 fase:

    1. Fase Baseline

Pada fase baseline, soal diberikan tanpa instruksi tentang penggunaan gerak-isyarat. Anak hanya diberikan soal yang harus dipecahkan serta menjelaskan cara menyelesaikannya. Secara random, anak pada fase baseline dikelompokkan menjadi 3 kelompok yang instruksinya akan diberikan saat fase manipulasi.

    1. Fase Manipulasi

Pada fase manipulasi,kelompok tersebut masing-masing diberi intruksi, yaitu:

      1. Kelompok told-to- gesture

Sebanyak 33 anak, diberi intruksi untuk menggunakan tangan mereka ketika menjelaskan bagaimana pemecahan soal yang telah diberikan.

      1. Kelompok told-not-to-gesture

Sebanyak 35 anak, diberi intruksi yang mana melarang untuk menggunakan gerakan tangan mereka untuk menjelaskan bagaimana pemecahan soal yang telah diberikan.

      1. Kelompok control

Sebanyak 38 anak, diperintahkan memecahkan masalah tersebut tanpa menyinggung masalah penggunaan gerakan tangan.

  1. Hasil

          • Strategi yang dihasilkan selama baseline adalah 67 anak dari 106 anak menggunakan gerak-isyarat dalam menjelaskan masalah. Dalam kelompok told-not-to-gesture, 20 dari 35 anak menggunakan gerak-isyarat, 26 dari 38 anak pada kelompok kontrol dan 21 dari 33 anak pada kelompok told-to-gesture.

          • Strategi yang dipertahankan selama manipulasi adalah 38% anak menggunakan gerak-isyarat pada kelompok kontrol, 32% pada kelompok told-to-gesture dan tidak ada yang menggunakan gerak_isyarat pada kelompok told-not-to-gesture. Strategi yang dihasilkan dari gerak_isyarat lebih kecil dari kemampuan berbicara yaitu 32% vs 95%.

          • Penambahan strategi saat manipulasi adalah anak pada kelompok told-to-gesture menambah strategi lebih banyak daripada pada kelompok told-not-to gesture.

  1. Kesimpulan

Mendorong anak untuk memakai gerak isyarat membuat mereka menunjukkan perkembangan pemikiran mereka dan menampakkan pengetahuan implicit dalam memecahkan masalah.

Study II

            1. Tujuan:

Tujuannya adalah untuk membuktikan apakah mendorong anak menggunakan gerak-isyarat akan memberikan keuntungan pada anak pada peningkatan pembelajaran:

            1. Metode eksperimen

              • Partisipan

Partisipan 70 anak, 37 perempuan dan 33 laki-laki, pada anak tinggkat 3 akhir dan tingkat 4 awal di sekolah pada area Chicago. Tidak satu pun anak yang merupakan partisipan study 1.

              • Prosedur

            1. Hasil

                • Strategi yang dihasilkan selama baseline adalah 22 dari 34 anak pada kelompok told-not-to-gesture menggunakan gerak isyarat dan 28 dari 36 dari kelompok told-to-gesture.

                • Strategi yang dipertahankan selama manipulasi adalah 46% anak dari kelompok told-to-gesture mampertahankan strateginya. Tidak satupun menghasilkan gerak-isyarat khusus kedalam penjelasan verbal.

                • Strategi yang ditambahkan selama manipulasi adalah anak dari kelompok told-to-gesture menambah strategi pemecahan masalah, tetapi anak dari kelompok told-not-to-gesture tidak.

  • Hasil post-test adalah jumlah anak pada kelompok told-to-gesture yang dapat memecahkan masalah lebih banyak daripada pada kelompok told-not-to gesture.

            1. Kesimpulan

Penggunaan gerak-isyarat pada anak membuat mereka menghasilkan strategi baru dan strategi baru tersebut menyiapkan mereka dalam pembelajaran.


Dari 2 study yang telah dilakukan tersebut, dapat disimpulkan bahwa:

  • Anak yang awalnya tidak mampu memecahkan soal yang diberikan, seringkali dapat memecahkannya soal tersebut dengan hanya menggunakan gerak isyarat.

  • Setelah pemberian lesson dengan menggunakan penjelasan verbal dan gerak-isyarat, anak-anak cenderung menggunakan gerak isyarat dan anak yang menggunakan gerak-isyarat cenderung lebih berhasil menyelesaikan soal dengan benar daripada anak-anak yang tidak menggunakan gerak-isyarat.

  • Anak-anak yang menggunakan gerak-isyarat cenderung belajar dari instruksi yang diberikan padanya daripada anak-anak yang tidak menggunakan gerak-isyarat.

  • Menyuruh anak menggunakan gerak isyarat dapat mendorong mereka untuk menyampaikan hal-hal yang tidak dapat ditampakkan sebelumnya dan ide-ide implicit. Hal ini membuat mereka untuk mau menerima instruksi yang digunakan untuk menggiring pada pembelajaran.

Tidak ada komentar: