aku

aku

Rabu, 04 Februari 2009

perilaku merokok ditinjau dari tipe kepribadian introvert dan ekstrovert

Perilaku merokok merupakan fenomena sosial yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya dilakukan oleh orang tua, perilaku merokok juga dilakukan oleh remaja bahkan anak kecil, baik itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Perilaku merokok merupakan aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya yang diukur melalui intensitas merokok, tempat merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari (Komasari dan Helmi, 2000). Pada suatu penelitian, adanya kecenderungan individu mengatasi stress dengan merokok. Hal ini dikarenakan efek dari rokok tersebut adalah menenangkan. Rokok merupakan stimulant yang meningkatkan aktivitas sistem saraf. Efeknya adalah menyebabkan euphoria dan peningkatan self confident pemakainya (Rathus dkk, 2003)

Fenomena perilaku merokok mahasiswa juga merupakan fenomena sosial yang sering kita jumpai. Lingkungan universitas merupakan tempat berkumpulnya individu dari berbagai daerah dengan keunikan sendiri dan tipe kepribadian yang berbeda pula. Cara individu dalam lingkungan sosialisasi, penyesuaian baru serta stress yang dialaminya berbeda satu sama lain. Cara individu berperilaku tersebut perbedaannya dilihat dari sudut pandang tipe kepribadiannya dalam perilaku merokoknya.

Menurut Tomkins (dalam Mu’tadin, 2002) perilaku merokok dibagi dalam beberapa tipe berdasarkan tempat merokok dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari subjek perokok. Tempat merokok dan fungsi merokok pada diri subjek tentu saja berbeda pada setiap individu. Tipe kepribadian setiap individu baik itu introvert maupun ekstrovert akan mempengaruhi perilaku merokok subjek dan menentukan pula tipe bagaimanakah perilaku subjek jika dihubungkan dengan tipe kepribadiaan introvert dan ekstrovertnya.

Tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dijelaskan oleh Jung, bahwa tipe kepribadian introvert cenderung menyendiri, pendiam, senang introspektif dan sibuk dengan kehidupan internalnya sendiri, sedangkan tipe kepribadian ektrovert cenderung aktif, berinteraksi dengan orang lain dan dunia sekitarnya (Alwisol, 2004). Perbedaan trait-trait dari tipe kepribadian introvert dan ekstrovert tersebut akan mempengaruhi perilaku merokoknya. Dalam fenomena sosial dapat kita lihat bahwa orang yang ekstrovert, perilaku merokoknya sering kali diawali sebagai aktivitas sosialisasinya. Orang yang ekstrovert memulai perilaku merokok karena konformitas teman sebaya dan melakukannya ditempat-tempat umum yang memungkinkan mereka berada di area pergaulan dengan banyak orang. Akan tetapi orang yang bertipe kepribadian introvert memulai perilaku merokok cenderung disebabkan karena keadaan distress pribadinya atau karena faktor internal dalam dirinya. Tempat yang digunakan untuk merokok pun cenderung bersifat pribadi, misalnya di ruang pribadi dalam kantornya ataupun di kamar.

Dalam lingkungan universitas, fenomena yang tampak dari mahasiswa bertipe introvert adalah kecendrungan untuk berperilaku merokok diadaerah umum di area kampus. Mahasiswa tersebut cenderung berkumpul dengan teman-temanya saat merokok pada saat jam kosong kuliah dan setelah makan. Adanya fenomena perilaku kolektif dari perilaku merokoknya. Apabila dalam kelompok tersebut satu mahasiswa merokok maka mahasiswa yang lain akan merokok pula. Hal ini disebabkan adanya hukum anonimitas.

Mahasiswa bertipe introvert, fenomena yang tampak adalah mereka cenderung untuk merokok sendirian ditempat-tempat tersembunyi. Mereka merokok hanya pada saat mereka stress saja. Mereka merokok pada tempat-tempat khusus yang bersifat pribadi misanya dalam kamar kos. Mahasiswa tersebut cenderung mengkonsumsi rokok tidak terlalu berlebihan tergantung kondisi psikisnya saat itu. Kondisi stress yang parah dapat pula menyebabkan individu tersebut mengkonsumsi rokok dengan sangat berlebihan sampai memperoleh kepuasan dan ketenangan dari rokoknya tersebut. Mahasiswa introvert cenderung memiliki self confident yang rendah, sehingga perilaku merokoknya sebagai cara untuk meningkatkan self confidentnya karena rokok merupakan stimulant yang dapat meningkatkan perasaan euphoria dan self confident penggunanya. (Mei -2008)


Tidak ada komentar: