aku

aku

Rabu, 04 Februari 2009

homoseksual

Homoseksual adalah ketertarikan seksual dan emosional yang konsisten, termasuk fantasi, minat, dan keinginan pada seseorang dengan jenis yang sama. Homoseksualitas dapat mengacu kepada:orientasi seksual yang ditandai dengan kesukaan seseorang dengan orang lain mempunyai kelamin sejenis secara biologis atau identitas gender yang sama, perilaku seksual dengan seseorang dengan gender yang sama tidak peduli orientasi seksual atau identitas gender dan identitas seksual atau identifikasi diri, yang mungkin dapat mengacu kepada perilaku homoseksual atau orientasi homoseksual.

Ciri perilaku homoseksual yang paling umum dan juga bukan lagi rahasia umum adalah para homoseksual sering berganti-ganti pasangan. Dikalangan heteroseksual kebiasaan berganti-ganti pasangan dan perselingkuhan juga banyak terjadi tetapi masyarakat umum melihatnya sebagai penyakit sosial daripada kewajaran, tetapi praktek berganti-ganti pasangan di kalangan homo sudah melekat dalam identitas homo itu sendiri dan dilakukan dalam intensitas tinggi jauh diatas perselingkuhan heteroseksual. Dalam artikel ditemukan fakta-fakta sebagai berikut:

Wim yang perkawinan homonya dengan Philip diliput majalah Gatra mengatakan, bahwa: "Dunia gay itu dunia yang gonta-ganti pasangan." (Gatra, 4 Oktober 2003, h.27). Bell & Weinberg dalam studinya ‘Homosexualities’ menyebut sepertiga gay mempunyai lebih dari 1000 pasangan selama hidup mereka. Pasangan tetap dibawah 10%, dan mereka yang kelihatannya stabil cenderung tetap berganti-ganti pasangan dan tidak mempertahankan monogami. Angka ini mirip yang dikemukakan ‘Gay Indonesia’ berikut: "Kesetiaan memang sesuatu yang amat langka di dunia gay. Betapa tidak? Hampir 95% kaum gay pernah melecehkan sebuah kesetiaan. Diakui atau tidak, hal itulah yang terjadi selama ini. Walaupun hal ini belum pernah didukung oleh suatu penelitian yang akurat, tetapi dari pengalaman kita masing-masing, mungkin dari teman, partner kita atau bahkan diri kita sendiri, kita tidak asing dengan pelecehan kesetiaan." (Gaya Nusantara no.23, Oktober 1993, h.3). Data yang sama dikemukakan ‘The Gay Agenda’ yang dikeluarkan Christian Media Center di California yang anggotanya adalah para mantan homo yang telah bertobat, menyebutkan: "Studi-studi menunjukkan bahwa pelaku gay berganti pasangan seksual sebanyak 20 sampai 106 pasangan setiap tahun, dan rata-rata pelaku homoseksual mempunyai 300 sampai 500 pasangan seksual selama hidup mereka." Lebih lagi dari itu, Naek L. Tobing dalam tulisannya yang sama juga menyebut, bahwa: "Sebagian besar dari mereka pada saat terikat dengan pasangannya, juga melakukan kontak seksual dengan orang lain. Hal ini dapat terjadi misalnya di klub-klub homo, di restoran, sehingga kadang-kadang beberapa orang homoseks bahkan tidak mengingat dengan siapa ia melakukan kontak seksual satu atau dua jam kemudian. Putusnya hubungan antara homoseks pada umumnya, karena merasakan hubungan yang sudah ada itu telah dingin atau membosankan. Akibatnya mereka tertarik pada orang yang baru. Kinsey juga mendapatkan, bahwa umumnya homoseks merasakan getaran seksual yang hebat dengan orang yang baru, betapapun baiknya hubungan homoseks sulit untuk berlangsung seumur hidup.

Disebuah artikel dinyatakan bahwa:10% laki-laki adalah homoseks, sedang perempuan adalah 5%, dan 37% dari semua individu pernah melakukan hubungan seks sejenis ini di dalam kehidupannya. Beberapa homoseks melaporkan bahwa mereka menyadari ketertarikan untuk melakukan hubungan seks sejenis ini timbul sebelum masa pubertas atau akil balig. Aktivitas ini biasanya mula-mula dilakukan di lingkungan peer group (kelompok sepermainan) mereka. Dilaporkan pula bahwa homoseks perempuan atau lebih dikenal dengan lesbian, sebanyak 56% sebelumnya mempunyai hubungan seksual dengan lawan jenis, sedangkan yang laki-laki sebesar 19%. Sekarang pertanyaanya adalah apa sebab-sebab orang memiliki perilaku sebagai homoseksual?.

Ada tiga faktor utama yang dapat memicu homoseksualitas, yakni faktor konstitusional-biologis yang termasuk faktor genetis, faktor(kecelakaan dan lingkungan), dan faktor internal-bawah sadar. Faktor biologis antara lain:

Susunan Kromosom

Perbedaan homoseksual dan heteroseksual dapat dilihat dari susunan kromosomnya yang berbeda. Seorang wanita akan mendapatkan satu kromosom x dari ibu dan satu kromosom x dari ayah. Sedangkan pada pria mendapatkan satu kromosom x dari ibu dan satu kromosom y dari ayah. Kromosom y adalah penentu seks pria. Jika terdapat kromosom y, sebanyak apapun kromosom x, dia tetap berkelamin pria. Seperti yang terjadi pada pria penderita sindrom Klinefelter yang memiliki tiga kromosom seks yaitu xxy. Dan hal ini dapat terjadi pada 1 diantara 700 kelahiran bayi. Misalnya pada pria yang mempunyai kromosom 48xxy. Orang tersebut tetap berjenis kelamin pria, namun pada pria tersebut mengalami kelainan pada alat kelaminnya.

Ketidakseimbangan Hormon

Seorang pria memiliki hormon testoteron, tetapi juga mempunyai hormon yang dimiliki oleh wanita yaitu estrogen dan progesteron. Namun kadar hormon wanita ini sangat sedikit. Tetapi bila seorang pria mempunyai kadar hormon esterogen dan progesteron yang cukup tinggi pada tubuhnya, maka hal inilah yang menyebabkan perkembangan seksual seorang pria mendekati karakteristik wanita.

Struktur Otak

Struktur otak pada straight females dan straight males serta gay females dan gay males terdapat perbedaan. Otak bagian kiri dan kanan dari straight males sangat jelas terpisah dengan membran yang cukup tebal dan tegas. Straight females, otak antara bagian kiri dan kanan tidak begitu tegas dan tebal. Dan pada gay males, struktur otaknya sama dengan straight females, serta pada gay females struktur otaknya sama dengan straight males, dan gay females ini biasa disebut lesbian.

Kelainan susunan syaraf

Berdasarkan hasil penelitian terakhir, diketahui bahwa kelainan susunan syaraf otak dapat mempengaruhi prilaku seks heteroseksual maupun homoseksual. Kelainan susunan syaraf otak ini disebabkan oleh radang atau patah tulang dasar tengkorak.

Faktor kedua adalah faktor kecelakaan dan lingkungan. Faktor kecelakaan dan lingkungan antara lain:

Sosiokultural

Adanya suatu budaya yang memungkinkan orang menjadi homoseksual yaitu di ponorogo pada kalangan warok dan gemblak.

Lingkungan

Lingkungan menjadi penyebab timbulnya homoseksual saat lingkungan tersebut menjadai lahan yang subur untuk berkembangya homoseksual. Mereka yang menjadi homoseks saat terdesak, misalnya saat menjadi narapidana

Pengalaman homoseksual yang tidak lazim (kecelakaan)

Homoseksual terjadi karena adanya pengalaman seksual pertama kali karena kecelakaan (pemerkosaan/sodomi) sehingga menyebabkan orang tersebut menjadi homoseksual.

Faktor ketiga adalah faktor internal bawah sadar (faktor psokodinamik). Perilaku homoseksual terjadi karena terdapat gangguan pada fase perkembangan psikososial anak. Dalam teori Sigmund Freud antara fase phallic dan genital itulah terjadi proses identifikasi psikoseksual anak, apakah dirinya laki-laki atau perempuan secara psikologis. Anak laki-laki harus mendapat perhatian cukup dari figur ayah dan anak perempuan dari figur ibu. Pada saat tidak terjadi keseimbangan peran ayah dan ibu dalam hubungannya dengan anak, si anak akan mengambil alih identitas psikoseksual yang tidak tepat.

Faktor pertama dan ketiga berpengaruh besar dalam pembentukan kategori homoseksual eksklusif, sementara faktor kedua berperan dalam kategori homoseksual fakultatif. Orang homoseksual eksklusif identitas seksualnya berbeda dari jenis kelaminnya sejak kecil. Sementara homoseksual fakultatif berperilaku homoseks hanya pada kondisi tertentu

Dampak dari perilaku homoseksual adalah berdampak pada diri sendiri maupun orang lain dalam masyarakat. dampak pada diri sendiri:

Peluang untuk mengidap penyakit AIDS sangat besar karena homoseksual suka berganti-ganti pasangan

Mengalami tekanan batin dan distress karena adanya kecendrungan homoseksual dikucilkan.

Dampak pada masyarakat:

Adanya ketakutan kaum homoseksual akan menularkan AIDS

Adnya ketakutan masyarakat akan penularan perilaku homoseksual karena kaum homoseksual akan terus mencari penerus homoseksualitas

Terjadinya homo-phobia

Apakah Homoseksual Abnormal?

Homoseksual dikatakan abnormal jika memenuhi kriteria-kriteria abnormalitas. Di Indonesia homoseksual dikatakan abnormal karena memenuhi criteria abnormalitas, yaitu:

Perilaku yang tidak biasa (berdasarkan statistik)

Di Indonesia perilaku homoseksual menurut statistik jumlahnya sedikit dan merupakan perilaku yang tidak biasa karena adnya kecendrungan masyarakat Indonesia adalah hetereseksual

Perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial atau melanggar norma sosial (berdasarkan norma masyarakat)

Banyaknya pertentangan dan penolakan homoseksual walaupun homoseksual telah membentuk perkumpulan homo, membuktikan bahwa homoseksual tidak dapat diterima secara sosial atau melanggar norma sosial. Hal ini dikarenakan adanya norma agama yang begitu kuat di Indonesia dan mengharamkan perilaku homoseksual.

Perilaku maladaptive (penyesuaian sosial)

Perilaku homoseksual merupakan perilaku maladptif karena pada dasarnya lingkungan mengingikan heteroseksual.

Sejauh mana mengalami konflik dan tegangan

Dari literature yang ada selama ini, para homoseksual sering mengalamio distress pribadi karena adanya ketidaksinkronan diri pribadi dengan lingkungan yang menuntutnya untuk berbuat sesuai dengan norma masyarakat. Pelecehan, penolakan dan pertentangan tentang homoseksual menyebabkan pelaku homoseksual mengalami konflik dan tegangan.

Akan tetapi ada beberapa Negara yang menganggap homoseksual itu normal, misalnya di Belanda. Di Belanda banyak penduduknya yang melakukan homoseksual bahkan ada legalitas perkawainan homoseksual. Sehingga perilaku homoseksual di Belanda merupakan perilaku adaptif dan tidak menyebabkan konflik dan tegangan pada pelaku homoseksual karena homoseksual diterima dalam norma mayarakat di Belanda.

Daftar Pustaka

Herlianto. Homoseksualitas (2 )- Kebiasaan Berganti-Ganti Pasangan. (online) (http//www. Yabina-ministry.com. diakses 24 Oktober 2008)

Herlianto. Homoseksualitas (1 ). (online) (http//www. Yabina-ministry.com. diakses 24 Oktober 2008)

Homoseksualitas

. (online) (http://www.Homoseksualitas - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.com. diakses 24 Oktober 2008)

Korewa. Homoseksual Tinjauan dan Perspektif Ilmiah. (online) (http//www.olimpiade.org. diakses 24 Oktober 2008)

Rahman. Persoalan Definisi Seksualitas. (online) (http//www.[Baraya_Sunda] Perkara esek2!.com. diakses 24 Oktober 2008)

Ratus, Spencer.A, dkk.2003. Psikologi Abnormal Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Yundini. Homoseksual. (online) (http://www.[satuXsatu]HOMOSEKSUAL.com. diakses 24 Oktober 2008)

Yulianti Homoseksual Apa dan Mengapa?. (online) (http://www.Blogs Staf Universitas Islam Indonesia » Blog Archive » Homoseksual Apa Dan Mengapa?.com. diakses 24 Oktober 2008)

4 komentar:

Unknown mengatakan...

makasih untuk info tentang homoseksualitasnya.
makalah ku beres.hehehe

arum_psi'06 mengatakan...

okey,,sama2..
senang bisa membantu..

aulia_elf mengatakan...

Makasih...sangat membantu dan sangat kritis serta jelas :-)

aulia_elf mengatakan...

terima kasih...
atriklnya sangat kritis dan rinci :-)