Kata narsis mungkin seringkali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari buat orang-orang yang suka banget di foto atau orang yang sering bilang “Aku cantik ya”. Mungkin bisa dibilang narsi itu mencintai diri sendiri. Secara ilmiah narsis disebut sebgai narsistik. Lalu, apakah narsis itu normal?. Bagaimanakah sejarah narsih itu?. Bagaimana tinjauan psikologi tentang narsis?
Sekarang kita mulai dari sejarah tentang adanya kata narsis. Alkisah (cie…), menurut salah satu mitologi Yunani, ada seorang pria bernama Narkissos. Narkissos merupakan pria tampan yang jatuh cinta pada banyangannya sendiri saat dia bercermin di danau. Karena self-love yang berlebihan, dewa mengubag narkissos menjadi bunga. Bunga tersebut saat ini dikenal dengan nama narcissus. Sehingga narsis dari kata narcissus tersebut digunakan untuk memberi label pada orang yang mencintai diri sendiri.
Truz apakah narsistik itu normal?. Bagaimana. Menurut saya narsis itu normal sejauh tidak berlebihan. Setiap orang pasti narsis karena mencintai diri sendiri itu perlu karena dengan kita mencintai diri sendiri (tentunya dalam taraf normal) kita akan bisa mencintai orang lain. Contoh semua orang itu narsis adalah saat kita mendapat foto-foto hasil suatu acara camping misalnya. Foto-foto tersebut biasanya banyak yang foto berkelompok, saya pikir, setiaporang awalnya pasti mencari foto yang ada dirinya. Bener gak?.
Lalu narsistik seperti apa yang abnormal?. Bagaimana tinjauan psikologi tentang narsisistik?. Gangguan narsistik dikatakan abnormal apabila perilakunya sudah maladpatif. Dalam psikologi, narsistik termasuk dalam ganngauan kepribadian (personality disorder) yang biasa disebut dengan gangguan kepribadian narsistik (narcissistic personality disorder). Narsistik berlebihan dikatakan abnormal karena kualitas narsistik berlebihan akan menjadi tidak sehat terutama bila individu tersebut lapar dan serakah atas pemujaan. Keserakahan akan pemujaan tersebut merupakan perilaku maladptif yang akan menggangu hub interpersonal bahkan kariernya karena individu tersebut tidak akan mau menerima penadapat orang lain karena menganggap pendapatnya adalah yang paling benar. Gangguan kepribadian narsisitik ditemukan kurang dari 1 % dalam populasi umum (APA,2000).
Ciri-ciri narsistik dikutip dari buku psikologi abnormal (Rhatus, dkk, 2005) adalah:
-
Memiliki rasa bangga berlebihan terhadap diri sendiri
-
Kebutuhan ekstrem akan pemujaan
-
Bersifat self-absorbed dan kurang memiliki empati pada orang lain
-
Bersifat self-defeating
-
Cenderung terpaku pada fantasi akan keberhasilan dan kekuasaan, cinta yang ideal atau pengakuan atas kecerdasan dan kecantikan
-
Mengjar karier dibidang-bidang yang mana individu mendapat pemujaan misalnya, modeling, acting atau politik
-
Cenderung membesar-besarkan prestasi dan iri pada orang yang lebih berhasil
-
Keinginan untuk berhasil adalah bukan untuk mendapotkan uang tapi untuk mendapatlkan pemujaan
-
Hubungan interpersolnal berantakan karena adanya tuntutan untuk orang lain untuk memuja mereka
-
Minat individu pada orang lain hanya bersifat sati sisi saja: individu mencari orang yang mau melayani minatnya dan memelihara self-importance-nya
-
Memperlakukan pasangan seks sebagai alat untuk kenikmatan individu sendiri dan mendukung self esteem-nya
Berikut ini adalah perbedaan antara self interest yang normal dengan narsistik yang sifatnya self defeating (Rathus, dkk, 2005):
Self interest normal | Narsisme yang self defeating |
Menghargai pujian, namun tidak membutuhkannya untuk menjaga self-esteem | Lapar akan pemujaan, memerlukan pujian agar dapat merasa baik akan diri sendiri untuk sementara |
Kadang-kadang terluka oleh kritik | Merasa marah atau hancur oleh kritik dan merasakan kesedihan yang mendalam |
Merasa tidak bahagia dalam menghadapi kegagalan, namun tidak merasa tidak berharga | Memikul perasaan malu dan tidak berharga setelah mengalami kegagalan |
Merasa special atau memiliki bakat unik | Merasa lebih baik dari orang lain dan meminta penghargaan akan kemampuannya yang tidak dapat dibandingkan |
Merasa nyaman dengan diri sendiri bahkan saat orang lain mengkritik | Perlu dukunga terus menerus dari orang lain untuk menjaga perasaan nyaman dan bahagia |
Menerima masa lalu secara logis, meski hal tersebut diras menyakitkan dan dirasa tidak stabil untuk sementara | Berespon terhadap luka kehidupan dengan depresi dan kemarahan |
Mempertahankan self-esteem dalam menghadapi ketidaksetujuan atau kritik | Berespons terhadap ketidaksetujuan dan kritik dengan hilangnya self esteem |
Mempertahankan keseimbangan emosional meski kurangnya perlakuan khusus | Merasa pantas mendapat perlakuan khhusus dan menjadi sangat marah saat diperlakukan dengan cara yang biasa |
Empati dan peduli terhadap orang lain | Tidak sensitive terhadap kebutuhan dan peraan orang lain, mengeksploitasi orang lain sampai mereka puas |
Dari wacana ditas, kita dapat merefleksikan diri bagaimana sebenarnya kita. Apakah narsistik dalam diri kita masih dikatakan normal atau berada masih dalam taraf normal ataukah masuk dalam kategori narcissistic personaliyi disorder?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar