aku

aku

Sabtu, 09 Mei 2009

CBT untuk depresi pada caleg

Pada awalnya terapis melakuan pengukuran terhadap depresi mayor yang dialami pleh caleg, yaitu:

  1. Identifikasi, identifikasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perilaku maladaptive pada caleg.

  2. Klasifikasi, mengklasifikasikan perilaku yang adaptif dan maladaptive pada perilaku caleg

  3. Prediksi, prediksi dilakukan terutama terkait dengan kontrol yang bersifat terapiutik untuk munculnya perilaku adaptif.

  4. Spesifikasi, spesifikasi digunakan untuk menentukan tujuan dari terapi yaitu mengurangi tingkat depresi yang dialami oleh caleg

  5. Evaluasi, evaluasi dengan melihat bagaimana hasil yang diperoleh setelah terapi diberikan

Teknik yang digunakan dalam CBT ada beberapa fase, antara lain:

  1. Fase 1: Observasi Diri

Caleg diminta untuk mengobservasi perilakunya dan cara pikirnya yang membuatnya menjadi depresi. Caleg diminta untuk melihat perilaku-perilaku, perasaan dan kognisinya setelah pemilu yang ternya mereka gagal untuk memperoleh suara.

  1. Fase 2: Memulai dialog internal yang baru

Setelah melakukan observasi diri, klien diminta untuk menanyakan pada diri sendiri, apakah dengan menjadi depresi yaitu dengan mengurung diri dikamar, menjadi tertutup serta melakukan percobaan bunuh diri akan mempengaruhi hasil pemilu?. Apakah dengan memikirkan hal-hal yang negative saja akan mengubah keadaan menjadi baik?. Atau apakah dengan bunuh diri hutang-hutang yang dimilikinya akan terlunasi?. Kalau dirinya bunuh diri lalu siapakah yang bertanggung jawab?. Lalu bisakah mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi?.

  1. Fase 3: Mempelajari keterampilan baru

Terapis memberi kesempatan pada caleg untuk memperoleh keterampilan baru dalam coping stress, yaitu dengan menerima kenyataan yang ada, bahwa harapan-harapan tidak harus tercapai ada yang lebih berkuasa dalam pemenuhan harapan tersebut. Caleg juga diminta untuk berperilaku yang lebih adaptif dengan mulai bekerja keras untuk melunasi hutang yang ada.

Cognitive Behavior Therapy bukanlah satu-satunya psikoterapi yang efektif untuk mengatasi depresi mayor khususnya di Indonesia. Psikoterapi lain yang efektif digunakan untuk mengurangi penderitaan pasien yang mengalami depresi adalah:

  1. Terapi kelompok

Terapi kelompok dirasa menjadi psikoterapi yang efektif karena pada hakekatnya Indonesia menganut system yang mementingkan kelompok. Penyebab depresi mungkin juga disebabkan rasa malu pada lingkungan sosial bahwa dirinya gagal mencapai harapan-harapannya yang akan membuat pencitraan diri yang negative. Dengan adanya terapi kelompok, individu yang bersangkuatn akan merasa bahwa tidak hanya dirinyalah yang mengalami depresi. Ada juga orang lain yang bernasib sama dengannya sehingga mereka dapat bersama-sama saling membantu mengatasi depresinya.

  1. Terapi keluarga

Terapi keluarga juga penting karena dukungan keluarga dapat membantu penyembuhan depresi. Tuntutan keluarga yang tinggi atas harapan-harapan yang overestimate dapat menyebabkan depresi pada klien. Keluarga diminta untuk tidak terlalu menekan klien jusru keluarga diminta untuk mendukung kesembuhan klien dengan member kasih sayah tanpa pamrih.

  1. Farmakoterapi

Farmakoterapi mungkin juga diperlukan dalam penangan depresi mayor yaitu dengan memberikan obat antidepresan. Farmakoterapi diperlukan apabila untuk sesuatu yang mendesak misalnya klien benar-benar mengalami keterpurukan yang menyebabkan dirinya menjadi ingin bunuh diri.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

nice article

arum_psi'06 mengatakan...

tengkyu yak...